Selasa, 01 Mei 2012

Uswatun Khasanah


Suatu hari ALLAH SWT memerintahkan Malaikat Jibril untuk pergi menemui salah satu makhluk-Nya, yaitu Kerbau dan menanyakan pada si Kerbau apakah dia senang telah diciptakan ALLAH SWT sebagai seorang Kerbau? Malaikat Jibril segera pergi menemui si Kerbau.
                Di siang yang panas itu  si Kerbau sedang berendam di sungai, Malaikat Jibril mendatanginya kemudian mulai bertanya kepada si Kerbau, “Hai Kerbau, apakah kamu senang telah dijadikan ALLAH SWT sebagai seorang Kerbau?”. Si Kerbau menjawab, “Masya Allah, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor Kerbau, daripada aku dijadikan-Nya sebagai seekor Kelelawar yang ia mandi dengan kencingnya sendiri.” Mendengar jawaban itu Malaikat Jibril segera pergi menemui seekor Kelelawar.
                Malaikat Jibril mendatangi seekor Kelelawar yang siang itu sedang tidur bergantung di dalam goa. Kemudian ia mulai bertanya kepada Kelelawar, “Hai Kelelawar, apakah kamu senang telah dijadikan oleh ALLAH SWT  sebagai seekor Kelelawar?”. “Masya Allah, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor Kelelawar, daripada aku dijadikan-Nya seekor Cacing. Tubuhnya kecil, tinggal di dalam tanah, berjalannya saja menggunakan perutnya”, jawab si Kelelawar. Mendengar jawaban itu pun Malaikat Jibril segera pergi menemui seekor cacing yang sedang merayap di atas tanah.
                Malaikat Jibril bertanya kepada Cacing, “Wahai Cacing kecil, apakah kamu senang telah dijadikan ALLAH SWT sebagai seekor Cacing?”. Si Cacing menjawab, “Masya Allah, Alhamdulillah, aku bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah menjadikan aku sebagai seekor Cacing, daripada dijadikan-Nya aku sebagai seorang Manusia. Apabila mereka tidak memiliki iman yang sempurna dan tidak beramal sholeh, maka ketika mereka mati mereka akan disiksa selama-lamanya.”


                                                 Di kutip dari Buku Aqidah Akhlak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar